Masjid memiliki tempat penting dalam cerita rakyat keagamaan Istanbul. Rompi (mantel) Nabi diambil pada awal abad ke-17 dari Şükrullah Üveysi dari keluarga el-Karani atas titah Sultan Ahmed I. Setelah diawetkan di beberapa tempat, akhirnya ditempatkan di masjid yang dibangun untuk tujuan tersebut.

Dari hari kelima belas bulan Ramadhan hingga malam keagamaan Kadir, Hırka-i Şerif terbuka untuk pengunjung pada waktu istirahat antara salat zuhur dan zuhur. Selama pembangunan masjid, banyak bangunan di dekatnya yang dibangun sebagai tambahan masjid, seperti kamar mayat untuk anggota tertua dari masjid. keluarga Uveysi, kantor wakil, barak tentara (gedung yang sekarang digunakan sebagai Sekolah Dasar Hırka-i Şerif), dan ruangan untuk petugas jaga.

Seseorang dapat memasuki halaman melalui tiga gerbang. Mereka terbuat dari batu kefeki yang dipahat. Masjid ini memiliki dua menara, masing-masing dengan satu balkon. Sebuah kubah dengan delapan jendela menutupi masjid bermata delapan. Di atas gapura di sebelah kanan pekarangan terdapat tulisan kaligrafi di sebelah Kazasker Mustafa İzzeddin, dibawah Sultan Abdulmecidmonogramnya. Di bawah kubah juga terlihat delapan prasasti berbingkai yang dibuat oleh kaligrafer yang sama. Delapan prasasti berbingkai dipajang di atas mimbar, yaitu Abdulmecidkarya sendiri dan dibubuhi tanda tangannya. Meja khatib, mihrab dan mimbar terbuat dari bahan porfiri merah.